Friday, December 4, 2009

Ternyata Kita Semua sudah Jadi Orang Kaya

Standard
Suatu hari, di tengah2 hiruk pikuk masyarakat metropolitan, ada seorang pemuda yang terlihat sangat stress, dan tiba – tiba ada seorang kakek2 keluar dari mobil untuk menghampirinya. Terjadi percakapan antara kedua orang tersebut
Kakek : Ada apa nak, masih muda gini koq keliatannya murung terus? Cepet tua lho ntar
Pemuda : Saya stress kek, sudah seminggu saya cari kerjaan tapi nggak ada yang diterima, mau buka usaha juga nggak ada modal. Ya beginilah nasib orang miskin, gelar nggak punya, modal usaha juga nggak punya….
Kakek : Orang miskin? Ah, saya lihat kamu orang kaya deh…
Pemuda : Kakek nyindir apa menghina kek? Kerjaan nggak ada, usaha juga nggak punya, kaya dari Hongkong. Ini aja duit saya udah habis, nggak tau deh besok makan apa. Silahkan aja kek kalo menghina, saya rela koq…
Kakek : Lho, saya nggak menghina, saya serius. Ok gini aja deh, saya punya uang yang cukup banyak, gimana kalo kamu saya beri uang?
Pemuda : Naah, gitu donk kek, kalo kakek kasih saya uang banyak, mungkin saya bisa jadi orang kaya.
Kakek : Baiklah, tapi ada syaratnya, saya nggak mau kasih uang begitu aja, saya juga harus terima imbalannya.
Pemuda : Berees, kakek minta apa dari saya ?
Kakek : Saya mau beli otak kamu seharga 300 juta, gimana ?
Pemuda : Yang bener aja kek, mau dibeli berapapun juga saya nggak mau, kalo saya nggak punya otak ntar saya nggak bisa mikir donk, nggak ah, saya nggak setuju, yang lain aja deh…
Kakek : Baiklah, saya ambil hati kamu trus kamu saya beri 2,5 milyar, gimana? 2,5 milyar bukan jumlah yang kecil lho…
Pemuda : Kek, saya ini masih manusia normal kek, kalo hati saya diambil berarti perasaan sayang saya sama orangtua, teman, sahabat, dan saudara hilang dong. Dan lebih parah, bisa2 saya tidak ingat Tuhan dong. Saya bukan orang kaya gitu kek, maaf – maaf aja, tapi hati saya nggak bisa dibeli pake uang..
Kakek : Ok, tawaran terakhir, saya bisa beliin kamu gelar S2 supaya kamu bisa gampang dapet kerjaan, tapi kamu beri saya semua harapan dan impian kamu.
Pemuda : Kakek keterlaluan, harapan dan impian saya lebih berharga daripada sebuah gelar S2 kek, jadi kakek jangan pernah berharap bisa membeli harapan dan impian saya dengan sebuah gelar.
Kakek : Hmmmmm, renungkanlah semua omonganmu barusan, orang yg tidak punya gelar dan tidak punya uang seperti kamu sanggup menolak uang sebesar 2,8 milyar dan sebuah gelar S2. Itu berarti apa yang kamu punya sekarang jauh lebih mahal daripada uang 2,8 milyar dan gelar S2, apakah itu tidak berarti kamu orang kaya? Apakah itu bukan sebuah modal yang jauh lebih berguna daripada materi apapun di dunia ini?
Pemuda : (Merenung sebentar)…… Berarti selama ini, hanya pemikiran dan perasaan saya saja ya yang bikin saya miskin, padahal Tuhan sudah memberi modal yang sangat besar supaya saya bisa maju dan berkembang.
Kakek : Sekarang lihatlah, kamu sudah mengerti kan kenapa saya bilang kamu sudah kaya? Padahal saya belum beri kamu apa – apa. Manfaatkanlah kekayaan “inti”mu itu, niscaya nanti kekayaan lainnya akan mengikuti. Jangan takut kekurangan materi, selama kekayaan “inti”mu masih ada, kamu pasti bisa cari kekayaan lainnya. Baiklah, saya pergi dulu (sambil berjalan masuk ke mobilnya dan melambaikan tangannya).
Pemuda : (dalam hati) Terima kasih banyak kek. Kakek memang tidak memberi materi apa2 padaku, tapi kakek memberiku penglihatan baru untuk melihat kekayaan yg sudah ada dalam diri ini, aku harus bersyukur atas kekayaan ini, dan memanfaatkan sebaik-baiknya, sebelum kekayaan ini hilang…

0 comments:

Post a Comment